Jumat, 21 Juni 2013

Sejarah Binokular


Teleskop Galileo
Teleskop Galileo
Sejarah Binokular
Seperti mikroskop, teleskop juga ditemukan di Belanda, tetapi penemuannya setelah mikroskop. Pada tahun 1608, segera setelah penemuan mikroskop, Hans Lippershy dari Middleburg seorang pembuat lensa tanpa sengaja menemukan teleskop untuk mengamati objek yang jauh agar terlihat dekat. Dunia astronomi diungkapkan kepada manusia melalui Galileo Galilea pada tahun 1609. Planet dengan pengamatan mata melalui teleskop Galileo tidak lagi menjadi objek yang asing di angkasa tetapi berupa objek berbentuk bola yang keberadaannya sudah pasti. Empat bulan yang paling besar dari Yupiter dan cincin Saturnus ditemukan oleh Galileo.
Dua lensa refraksi yang disusun antar objek dan mata penonton membentuk teropong Galileo. Teropong yang dibuat oleh Galileo sekarang lebih dikenal dengan sebutan teropong panggung. Sir Issac Newton menemukan teleskop refleksi cermin, suatu versi yang lebih canggih dari teropong Galileo dengan menggunakan suatu cermin cekung untuk merefleksikan gambaran yang dipandang ke dalam piringan datar atau lensa mata, teleskop refleksi mampu memisahkan objek yang tidak jelas atau menjauhkan jarak objek yang berdekatan. Pada tahun 1781, William Herschel mengguanakan suatu teleskop dengan ketinggian 40 kaki(12,91 m) untuk menemukan planet Uranus. Karl Gothe Jansky, seorang eksponen radio astronomi adalah orang pertama yang menemukan gelombang radio yang keluar dari bintang dan galaksi yang jauh. Pada tahun 1957, di tepi sungai Jodnel di Inggris dibangun teropong permanen utama untuk pertama kalinya.
Pada tahun 1610, Galileo yang awalnya menciptakan alat berdasarkan temuan Lippershey. Teleskop pertamanya memiliki pembesaran 8 kali lipat. Ia terus mengasah lensanya hingga akhirnya berhasil diperoleh pembesaran 32 kali lipat. Dengan teleskopnya, ia mengamati fase-fase planet Venus, empat bulan Jupiter, cincin Saturnus (saat itu istilah cincin pada planet belum dikenal), dan bintik-bintik matahari. Galileo bahkan melakukan pengukuran terhadap bayangan-bayangan di Bulan yang membawanya pada kesimpulan bahwa gunung-gunung yang ada di permukaan bulan jauh lebih tinggi daripada yang ada di Bumi.
Teleskop ciptaan Galileo serupa dengan teleskop yang digunakan untuk pertunjukan opera yang fungsi utamanya adalah memperbesar objek. Pengaturan lensanya memiliki kekurangan dalam batasan pembesaran yang bisa diperoleh. Galileo hanya bisa melihat tidak lebih dari seperempat bagian bulan tanpa memindahkan teleskopnya. Meski begitu konsep Galileo ini masih menjadi panutan teleskop generasi berikutnya. Inilah yang dikenal dengan nama teleskop refraksi atau refraktor, yaitu teleskop yang mempergunakan lensa untuk membengkokkan cahaya.
Tahun 1704, Sir Issac Newton mengumumkan dibuatnya konsep baru dalam desain teleskop. Newton menyatakan bahwa lensa dapat memecah cahaya putih menjadi spektrum cahaya yang membentuknya hingga menyebabkan sesuatu yang disebut lenturan kromatik, yaitu lingkaran cahaya kemerahan di sekitar objek yang dilihat dengan menggunakan cermin. Newton menghindari masalah tadi dalam teleskop rancangannya dengan memakai cermin lengkung yang digunakan untuk mengumpulkan sinar dan memancarkan kembali ke titik fokusnya. Cermin pemantul itu bertindak sebagai semacam keranjang pengumpul cahaya dimana semakin besar keranjang, semakin banyak cahaya yang bisa dikumpulkan. Teleskop Newton ini disebut teleskop refleksi atau reflektor.
Tidak seperti pada teleskop reflektor, pembuatan teleskop refraktor cenderung lebih rumit. Untuk menghindari penyimpangan bayangan (abrasi), lensa teleskop refraktor harus dibuat dengan sangat cermat. Lensa yang besar akan cenderung menyerap cahaya yang menembusnya, sementara bobotnya yang berat juga mempersulit proses pembuatannya. Karena itu, saat ini seluruh teleskop berukuran besar yang digunakan dalam astronomi berjenis reflektor.
Dari akhir 1800an hingga kini ada persaingan dalam membuat teleskop refraktor terbesar. Pada tahun 1897, teleskop refraktor terbesar di dunia saat itu adalah refraktor 102 cm milik Observatorium Yerkes di Amerika Serikat. Di tahun 1928, teleskop refraktor gandaDari akhir 1800an hingga kini ada persaingan dalam membuat teleskop refraktor terbesar. Pada tahun 1897, teleskop refraktor terbesar di dunia saat itu adalah refraktor 102 cm milik Observatorium Yerkes di Amerika Serikat. Di tahun 1928, teleskop refraktor ganda Zeiss dengan diameter lensa 60 cm yang digunakan di Observatorium Bosscha, Lembang, menduduki peringkat kedua sebagai teleskop refraktor terbesar.Tahun 1946, diciptakan refraktor 66 cm milik Observatorium Mount Stromlo di Australia. Teleskop ini menjadi yang terbesar kedua menggeser Bosscha namun teleskop ini telah musnah akibat kebakaran yang melanda Observatorium Mount Stromlo pada 2003 lalu. Sementara itu, refraktor milik Observatorium Yerkes kini telah dipensiunkan, oleh karena itu teleskop refraktor di Observatorium Bosscha menjadi teleskop refraktor terbesar di dunia yang masih dioperasikan. Selain itu, teleskop tersebut juga memegang rekor sebagai teleskop refraktor ganda terbesar di dunia, yaitu teleskop refraktor yang lebih kecil kesemuannya.
Pada tahun 1976, perkembangan teleskop generasi selanjutnya adalah kembali memaksimalkan penggunaan cermin reflektor. Jika Newton menggunakan cermin dengan diameter sekitar 15 cm, maka Special Astrophysical Observatory di Zelenchukskaya, Rusia, menggunakan cermin berdiameter hingga 6 m. Dengan ukuran sebesar itu, teleskop ini cukup kuat untuk menangkap cahaya lilin dari jarak hingga 24.000 km. Namun demikian, penggunaan cermin berukuran besar bukannya tidak mengundang masalah. Cermin berdiameter diatas 4 m rentan terhadap distorsi.
    Pada tahun 1996, Untuk mengatasi masalah yang ada pada teleskop di Rusia, diciptakan teknologi cermin ganda. Salah satu contohnya adalah seperti yang digunakan pada teleskop reflektor terbesar di dunia saat ini di Observatorium Mauna Kea, Hawaii.
teleskop dan fungsinya, fungsi teleskop, sejarah periskop, pencipta teleskop, penemu periskop, kegunaan teleskop, sejarah tukang jahit, sejarah penemuan periskop, pengertian cermin datar, Makalah teleskop, cara menggunakan teleskop, ciri-ciri teleskop, manfaat cermin cembung, MANFAAT CERMIN DATAR, pengertian teleskop, makalah tentang cahaya, bagian-bagian teleskop, fungsi dan ciri-ciri teleskop, Lama revolusi bulan, pengertian cermin, sejarah teleskop, rumus teleskop, manfaat cermin cekung, ciri ciri teleskop, fungsi cermin cekung

Pengertian Magma


Magma
Magma
Pengertian Magma
Magma adalah cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah, bersifat mudah bergerak (mobile), bersuhu antara 1100-15000C. Atau ada pula yang menyebutkan magma adalah suatu cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan kulit bumi bersuhu > 10000CC, bila mengalir ke permukaan disebut lava dan apabila sudah membeku disebut batuan beku.
Sifat-Sifat Fisik Magma meliputi :
  1. Suhu magma, besarnya bervariasi tergantung komposisi kimiawinya. Leleran lava basaltic di Hawaii menunjukkan suhu antara 1100-15000C
  2. Viskositas dan berat jenis magma.Viskositas diartikan sebagai pelekat atau ketahanan substansi terhadap gerak aliran.Magma yang mempunyai viskositas rendah akan mempunyai fluidity (sifat mengalir) tinggi sehingga relative lambat membeku, sedangkan magma yang mempunyai viskositas tinggi akan cepat membeku.
Tipe magma :
a.Berdasar kandungan silika
-magma asam (>66%)
-magma menengah (45 – 52 %)
-magma basa(<45%)
b. Berdasar berat oksida
-magma asam, mengandung silikat dan natrium oksida
-magma basa, mengandung aluminium oksida, magnesium oksida, kalsium oksida dan timah oksida
Klasifikasi tipe magma lainnya :
  • Berdasarkan kandungan gasHipomagma : bersifat jenuh gas atau banyak mengandung gelembung gas (undersaturated) dan dapat terbentuk pada tekanan yang besar
  • Piromagma : jenuh gas atau banyak mengandung gelembung gas sehingga memberikan kenampakan membusa
  • Epimagma : miskin gas sehingga dapat disamakan dengan lava yang belum dierupsikan
  • Berdasarkan Genesa
  • Magma hybrid : Dimana melalui proses hibridisasi dua jenis magma yang terpisah (unrelated) bercampur membentuk magma baru
  • Magma sintetik : Magma yang komposisinya berubah karena proses asimilasi.Proses pembentukan magma sintetik disebut sinteksis, dimana magma sintetik dapat merupakan akibat lanjut dari pelarutan batuan asing (umumnya sedimen) yang selain melebur juga mengubah komposisi magma.
CONTOH SOAL VISKOSITAS, viskositas magma, contoh soal viskositas dan jawabannya, pengertian magma dan lava, contoh soal viskositas dan penyelesaiannya, pengertian lahar, viskositas magma adalah, jurnal viskositas, soal viskositas, diferensiasi magma, soal dan pembahasan viskositas untuk sma, soal viskositas dan jawabannya, 3 jenis magma, soal viskositas terbaru, suspensi asam basa, makalah vsikositas, gambar dapur magma beserta keterangannya, soal dan pembahasan dari viskositas, ada berapa macam ekstrusi magma, makalah viscositas, soal dan jawaban viskositas, letak magma pada lapisan bumi, klasifikasi magma, contoh soal jawaban fisika viskositas, contoh soal dan pembahasan viskositas

Pengertian Magma

CONTOH SOAL VISKOSITAS, viskositas magma, contoh soal viskositas dan jawabannya, pengertian magma dan lava, contoh soal viskositas dan penyelesaiannya, pengertian lahar, viskositas magma adalah, jurnal viskositas, soal viskositas, diferensiasi magma, soal dan pembahasan viskositas untuk sma, soal viskositas dan jawabannya, 3 jenis magma, soal viskositas terbaru, suspensi asam basa, makalah vsikositas, gambar dapur magma beserta keterangannya, soal dan pembahasan dari viskositas, ada berapa macam ekstrusi magma, makalah viscositas, soal dan jawaban viskositas, letak magma pada lapisan bumi, klasifikasi magma, contoh soal jawaban fisika viskositas, contoh soal dan pembahasan viskositas

Pengertian Awan

Awan
Awan
Pengertian Awan
Awan ialah gumpalan uap air yang terapung di atmosfera. Ia kelihatan seperti asap berwarna putih atau kelabu di langit.
Pembentukan awan
Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik air, terbentuklah awan. Peluapan ini boleh berlaku dengan dua cara:
  1. Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak terhingga banyaknya.
  2. Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfera adalah lembap. Udara makin lama akan menjadi semakin tepu dengan uap air.
Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya tarikan bumi menariknya ke bawah. Hinggalah sampai satu peringkat titik-titik itu akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan.
Namun jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan menguap dan lenyaplah awan itu. Inilah yang menyebabkan itu awan selalu berubah-ubah bentuknya. Air yang terkandung di dalam awan silih berganti menguap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan kadang-kadang ada awan yang tidak membawa hujan.
Berat titik-titik air dalam awan boleh mencapai beberapa juta tan, namun biasanya saiz (isipadu) awan adalah amat besar, jadi ketumpatan awan sebenarnya adalah cukup rendah untuk membolehkan angin di bawah dan di dalam awan menyokongnya.
Klasifikasi awan
Awan tidak sama jenisnya dan selalu berubah bentuk. Awan bergantung pada ketinggian dan suhunya. Awan dibedakan menurut bentuk dan tingginya.
Ada 4 kumpulan yang utama, yaitu awan rendah, awan sederhana tinggi, awan tinggi dan awan yang tinggi keatas.
1. Awan Rendah
- terdiri dari awan Stratokumulus, awan Nimbostratus dan awan Stratus.
- terletak kurang daripada 3000 meter dari muka bumi.
aStratokumulus
Stratokumulus (Sc) ialah awan berwarna kelabu/putih yang terjadi apabila bahagian puncak awan kumulus yang terbentuk pada waktu petang menghampar dibawah songsangan suhu. Awan-awan ini terjadi pada lewat petang dan senja apabila atmosfera mula menjadi stabil. Warna kekuningan muda adalah disebabkan pantulan sinaran suria pada waktu senja. Stratokumulus juga akan boleh terjadi tanpa penghamparan awan kumulus.
b. Nimbostratus
Awan Nimbostratus gelap dan mempunyai lapisan-lapisan jelas dan dikenali juga sebagai awan hujan
c. Stratus
Stratus ialah awan berupa cebisan kain koyak terbentuk dalam udara lembab bergelora pada paras rendah atmosfera selepas hujan. Warna kekuningan muda latar belakang adalah disebabkan oleh pantulan sinaran suria waktu senja oleh sirrostratus yang terjadi selepas aktiviti ribut petir pada waktu petang. Awan Stratus sangat rendah, tebal dan berwarna kelabu.
2. Awan Sederhana Tinggi
- tediri dari awan Altokumulus dan Altostratus.
- letaknya antara 3000 hingga 6000 meter dari muka bumi
a. Altokumulus
Awan Altokumulus berkepul-kepul, tidak rata dan berlapis.Awan itu menandakan keadaan cuaca yang baik. Tiap-tiap elemen nampak jelas tersisih antara satu sama lain dengan warna keputihan dan kelabu yang mana membedakannya daripada Sirokumulus.
b. Altostratus
Altostratus(As), awan kekelabuan (bergantung kepada ketebalan) peringkat pertengahan yang menghasilkan hujan apabila cukup tebal. Awan-awan ini terjadi dalam lapisan atmosfera stabil dan boleh menjadi tebal apabila cukup kelembapan dan penyejukan. Hujan berterusan pada waktu senja dan malam selepas aktiviti ribut petir pada lewat petang dan senja adalah disebabkan perkara ini. Awan-awan di atas terbentuk pada waktu senja dan malam hari terdahulu, mula menghilang apabila matahari terbit pada awal pagi. Awan Altostratus lebih padat, berwarna kelabu dan kelihatan seperti air.
3. Awan Tinggi
- terdiri dari awan SirusSirokumulus dan Sirostratus
a. Sirus
Awan Sirus(Ci) ditiupkan angin timuran yang bergelora. Awan ini berwarna putih dengan pinggiran tidak jelas. Awan Sirus kelihatan seperti kapas tipis dan awan ini menunjukkan cuaca agak cerah.
b. Sirokumulus
Awan Sirokumulus kelihatan seperti sisik ikan.
c. Sirostratus
Awan Sirostratus ialah awan putih yang tipis
4. Awan yang Tinggi ke Atas
- terdiri dari awan Kumulus dan awan Kumulonimbus.
- letaknya kira-kira 6000 hingga 9000 meter dari muka bumi.
a. Kumulus
Pandangan jarak dekat awan Kumulus yang sedang berkembang aktif pada lewat pagi dan awal petang disebabkan pemanasan permukaan tanah dan perolakan. Awan-awan itu kelihatan seperti ‘popcorns’ dengan tepian nyata(clear outline). Warnanya putih pada puncak kerana semua gelombang sinar suria dipantulkan pada kadar yang sama. Warna gelap itu disebabkan oleh penembusan terhad sinar suria dan juga kadar serapan yang bertambah terhadap gelombang selebihnya kerana titisan air besar. Dengan kandungan kelembapan dan penaikan udara mencukupi, awan-awan ini tumbuh tinggi dan menghasilkan hujan panas. Dalam keadaan ketidakstabilan udara yang mendalam, ribut petir berlaku pada waktu petang atau lewat petang Awan Kumulus terbentuk kelompok-kelompok bulat
b. Kumulonimbus
Pemandangan jarak jauh deretan awan Kumulonimbus (Cb) . Awan-awan ini tinggi berwarna putih / gelap. Tapaknya terletak pada ketinggian kira-kira 1000 kaki manakala puncaknya boleh mencapai ketinggian melebihi 35000 kaki. Pembentukan deretan awan ini merupakan satu ciri biasa pada awal pagi Monsun Barat Daya. Kedudukan Sel-sel Cb yang begitu rapat menyebabkan awan-awan itu kelihatan bersambung. Warna kuning keemasan itu disebabkan pantulan sinar suria pagi yang sedang terbit di timur. Awan nipis berbentuk topi kelihatan diatas puncak awan Cb menunjukan kewujudan udara stabil mengalir diatas puncak awan itu (Cb). Awan-awan Cb ini kerap bergerak masuk ke pedalaman melalui kawasan pantai pada peringkat akhir Monsun Barat Daya. Apabila ketidakstabilan atmosfera mencapai lebih tinggi, awan-awan ini membawa hujan lebat dan ribut petir kepada kawasan terlibat.
Awan Kumulonimbus berbentuk kelompok-kelompok besar. Kelompok-kelompok yang berwarna putih dan hitam ini mempunyai bentuk dan rupa yang beranekaragam. Awan membawa hujan yang disertai dengan kilat dan petir.
Radiasi Matahari dan Awan
Efek yang diberikan awan terhadap radiasi matahari yang diterima permukaan Bumi sebenarnya kompleks. Tidak sesederhana bahwa ada awan maka suhu udara akan turun.
Secara global, sistem perawanan memang berperan untuk menyaring, mengurangi, bahkan mengeliminasi radiasi matahari sama sekali. Tapi, jika matahari tampak mengintip dari awan, misalnya, pendaran radiasi matahari dari awan itu justru akan membuat radiasi matahari meningkat dibanding tidak ada awan sama sekali.
Radiasi sinar matahari yang terbaur memang bisa menambah besar atau kecilnya radiasi matahari yang datang. Tergantung tipe awannya. Lapisan awan yang tipis dan awan yang tersebar akan memantulkan sinar matahari yang datang serta meningkatkan pembauran radiasi. Sebaliknya, awan yang tebal akan mengurangi bauran itu.
Miliaran butiran air atau kristal es yang melayang-layang di udara menyusun awan-awan itu. Berikut ini adalah tipe-tipe dan bagaimana mereka terbentuk.
MENGAPA AWAN PUTIH
Sinar matahari adalah kombinasi dari berbagai sinar dengan panjang gelombang (warna) yang berbeda-beda.
Butiran air dan es dalam awan membaur secara merata ke berbagai arah seluruh komponen sinar matahari. Pembauran sinar dengan panjang gelombang yang berbeda secara merata itu menghasilkan warna putih.
FUNGSI AWAN, macam-macam awan dan gambarnya, pengertian awan cirrostratus, macam macam awan dan pengertiannya, macam macam awan beserta gambarnya, awan stratus, pengertian awan stratus, macam macam awan dan penjelasannya, pengertian awan dan contohnya, definisi awan, artikel tentang awan, PENGERTIAN AWAN CUMULUS, ciri awan stratus, ciri-ciri awan stratus, pengertian awan rendah, pengertian awan panas, makalah tentang awan, pengertian awan cirrus stratus, geografi tentang awan, gambar macam macam awan, gambar tipe hujan, 2 fungsi awan, contoh soal tipe - tipe hujan, puisi awan, pengertian awan nimbostratus

Fungsi Lensa Cekung dan Cembung

Lensa Cekung dan Cembung
Lensa Cekung dan Cembung
Fungsi Lensa Cekung dan Cembung
 Lensa adalah benda transparan yang dibatasi oleh dua bidang lengkung atau dibatasi oleh satu bidang lengkung dan satu bidang datar. Contoh: lensa kacamata, lensa mata dan lain-lain.
Lensa menggunakan sifat pembiasan cahaya dan efek kelengkungan permukaannya. Pembiasan pada lensa bergerak dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat. Medium yang kurang rapat adalah udara, dan medium yang lebih rapat adalah lensa.
Sifat lensa antara lain:
1.  Lensa cembung atau konveks bersifat mengumpulkan sinar.
2.  Lensa cekung atau konkaf menyebarkan sinar.
Apabila ada sinar yang datang menuju lensa, maka yang terjadi adalah pembiasan. Ada 2 jenis lensa yaitu lensa cembung dan cekung. Lensa cembung adalah lensa yang mengumpulkan sinar (konvergen) sebaliknya lensa cekung adalah lensa yang menyebarkan sinar (divergen). Sifat dari bayangan lensa cembung sama dengan bayangan di cermin cekung, sedangkan untuk lensa cekung sifat bayangannya sama dengan cermin cembung. Perhitungan yang dipakai pada lensa sama dengan cermin. Jalannya sinar di lensa hampir sama dengan cermin, perbedaannya terletak di pusat lensa. Berikut jalannya sinar di lensa cekung.
Lensa dan alat optik
Ada 3 sinar istimewa pada lensa cekung :
  • Sinar yang datang sejajar dengan sumbu x, akan dibelokkan ke titik fokal yang ada di sisi sumber sinar datang.
  • Sinar yang datang ke pusat lensa akan diteruskan tak berhingga.
  • Sinar yang datang ke titik fokal sisi bersebrangan dengan sumber sinar  akan dibelokkan sejajar dengan sumbu x.
Ada 3 sinar istimewa pada lensa cembung :
  • Sinar yang datang sejajar dengan sumbu x, akan dibelokkan ke titik fokal yang ada di sisi bersebrangan dengan sumber sinar datang
  • Sinar yang datang ke pusat lensa akan diteruskan tak berhingga.
  • Sinar yang datang ke titik fokal dari sisi yang sama dengan sumber sinar datang akan dibelokkan sejajar dengan sumbu x.

Senin, 03 Juni 2013

tulisan pertamaku di dunia maya

alhamdullilah hari ini saya telah berhasil membuat dan menulis tulisanku didunia maya. semoga dengan ini menambah pengetahuan, kreatifitas dan semangat dalam belajar dan menulis.